Food Fomo Yes, Food Waste No
![]() |
Contoh Food Waste Saat Mencicipi Kuliner Viral. Sumber : Dokumen Pribadi
Tren kuliner menjadi salah satu trend yang tidak pernah ada habisnya. Pergerakan dan pergeseran kuliner selalu berkembang sehingga menghasilkan berbagai jenis makanan kekinian baru yang menjadi tren di kalangan masyarakat.
Kehadiran media sosial juga turut memberikan kontribusi terhadap peningkatkan awareness masyarakat terhadap kuliner tersebut sehingga menjadi viral. Ditambah lagi kehadiran media sosial membuat para pengguna dengan mudah mereview dan memberikan rekomendasi kepada pengguna lainnya.
Media sosial membuat para pengguna akan semakin mudah menemukan preferensi makanan viral yang sesuai dengan selera mereka dan viral di kalangan masyarakat.
Ditambah lagi akan banyak para generasi muda yang akan Fomo untuk mencoba mencicipi dan mereview makanan viral yang sedang di trend.
FOMO merupakan singkatan dari Fear Of Missing Out. FOMO merupakan sebutan yang diberikan untuk orang-orang yang takut tertinggal dengan trend atau sesuatu yang sedang viral, termasuk di dalam industri kuliner.
Perilaku FOMO ini akan membuat masyarakat menjadi penasaran dan takut untuk ketinggalan trend makanan viral yang bisa mereka nikmati. Masyarakat atau pengguna yang tidak ingin ketinggalan trend tersebut pastinya akan mencoba untuk mencicipi rasa dari kuliner yang sedang viral.
Perilaku FOMO tersebut dapat menjadi cikal bakal dari kemunculan perilaku food waste yang berpotensi menjadi salah satu pemicu sampah dan kerusakan lingkungan.Mirisnya Indonesia menjadi salah satu negara terbesar penyumbang sampah makanan.
Dilansir dari United Nations bertajuk Think Eat Save yang merupakan bagian dari Food Waste Index Report 2024 menyatakan bahwa Indonesia 14,73 juta ton sampah makanan disetiap tahunnya dan menjadi negara dengan foodwaste terbesar di kawasan Asia Tenggara.
Food Waste ini memiliki kaitan yang erat dengan FOMO di bidang kuliner. Banyak orang yang terkadang hanya membeli suatu makanan hanya karena FOMO atau penasaran sesaat.
Terkadang apabila rasa atau porsinya tidak sesuai justru makanan tersebut harus berakhir di tempat sampah.
Belum lagi perilaku lapar mata atau implusif yang membuat orang-orang menjadi senang untuk membeli banyak makanan. Namun naas, makanan tersebut menjadi tidak sepenhnya di makan dan justru harus berakhir di tempat sampah karena tidak habis atau sisa.
Sebagai masyarakat yang suka FOMO untuk mencoba trend kuliner, hendaknya dibarengi dengan kebijakan untuk mencoba makanan yang sekiranya sesuai dengan selera kita baik dari segi rasa dan porsi.
Jadikan FOMO sebagai langkah untuk membantu para pelaku usaha FnB untuk terus mengembangkan usaha mereka dan memperkaya olahan kuliner yang semakin bervariasi. FOMO sesaat jangan sampai menjadi food waste yang berdampak buruk bagi lingkungan.
Langkah seperti bijak dalam mengikuti tren kuliner, sesuaikan rasa makanan dan porsi sesuai selera, dan melakukan sharing makanan apabila hanya sekedar penasaran dan ingin mencicipi dapat menjadi salah satu upaya untuk mengurangi food waste.
Sebagai generasi muda, FOMO dibidang kuliner dapat menjadi salah satu langkah untuk mendukung perkembangan industri kuliner. Namun jangan sampai FOMO sesaat tersebut membuat impulsif untuk membeli banyak makanan yang justru akan berakhir di tempat sampah.
Kata Kunci : FOMO, Food Waste, Kuliner
Komentar
Posting Komentar